Cerita Lucu Ah Tenane Solopos: Petasan Kobong
Pagi-pagi di hari Senin, 9 Mei 2022, saya mendapat kabar baik dari Bu Noer Ima Kaltsum. Beliau memberi tahu kalau cerita lucu saya berhasil dimuat di Solopos pada rubrik Ah Tenane. Judulnya Petasan Kobong. Terima kasih senantiasa mengabarkan pemuatan di Solopos, Bu Noer. Semoga Allah membalas dengan limpahan kebaikan dan keberkahan hidup. Aamiin.
Ah Tenane Solopos: Petasan Kobong |
Tulisan ini saya kirim ke Solopos melalui email tertanggal 22 April 2022. Judul yang saya buat sebenarnya adalah Petasan Terbakar. Namun, oleh editor diganti dengan Petasan Kobong. Sama saja sih artinya.
Cerita Lucu Ah Tenane Solopos: Petasan Kobong
Judul cerita: Petasan Kobong
Pengirim: Wakhid Syamsudin, Weru, Sukoharjo
Akhir Ramadan kerap identik dengan bunyi petasan. Di Weru, Sukoharjo, beberapa warung masih menjual petasan, seperti di warung Jon Koplo.
Suatu hari Koplo sedang membakar sampah di samping rumahnya. Datanglah Tom Gembus bersama Genduk Nicole, anaknya yang berumur lima tahun untuk jajan.
“Jajan apa, Nduk? Kamu enggak puasa?” tanya Koplo melihat Nicole yang sedang memilih jajanan. Nicole hanya nyengir senyum-senyum.
Setelah Nicole memilih jajanan, Gembus membayarnya. Bapak-anak itu lekas naik motor. Melihat Nicole, Lady Cempluk, ibunda Koplo yang sedang membakar sampah, memanggil-manggil.
“Nicole enggak puasa, ya?” godanya.
“Kan Nicole masih kecil, belum puasa. Besok kalau sudah gede saja puasanya,” kata Nicole sambil membuka jajanannya.
Melihat Nicole membuka jajanan, Gembus berkata, “Makannya di rumah saja, Nduk. Malu dong puasa-puasa kok makan di jalan.”
“Enggak mau. Maunya makan sekarang,” kata Nicole ngeyel. Gembus hanya geleng-geleng kepala. Saat ia hendak menyetarter motor, tiba-tiba terdengar suara mengejutkan.
“Duar! Duar! Duar!”
Suara ledakan itu beberapa kali terdengar dari sampah yang dibakar Cempluk. Perempuan tua itu kaget sampai terjengkang ke belakang. “Ya Allah, ya Allah!” serunya.
Tampilan di koran Solopos |
Gembus dan Nicole tak kalah kaget. Motor mereka memang dekat dengan tempat Cempluk membakar sampah. Nicole langsung menangis histeris dan jajanannya jatuh berceceran.
Koplo bergegas mendekat. Dilihatnya sumber suara. “Walah, itu petasan terbakar. Di dalam kardus itu ada beberapa petasan.”
Bu Cempluk yang membakar kardus itu jadi merasa bersalah. “Kupikir kardus kosong, wong sudah penyok begitu.”
Beberapa tetangga ikut mendekat karena suara ledakan beruntun itu memang kencang sekali. Setelah tahu apa yang terjadi, mereka tertawa. Hanya Nicole yang masih menangis di gendongan bapaknya.
Ide Cerita Ah Tenane Solopos: Petasan Kobong
Kisah ini sebenarnya kejadian sudah lama. Yang mengalami saya sendiri bersama putri saya, Humaira. Kejadiannya di warungnya Bude Rumisih. Yang membakar sampah adalah Mas Eko, anak Bude Rumisih yang sulung.
Kejadian yang begitu mendadak dan cepat sekali. Saya nyaris terjengkang dari motor karena tidak saya standarkan. Humaira menangis ketakutan karena kaget. Untungnya si cantik ini tidak trauma karenanya.
Demikian cerita saya tentang petasan yang terbakar di koran Solopos rubrik Ah Tenane. Semoga menghibur bagi pembaca. Semoga saya bisa lanjut terus menulis di rubrik cerita ringan ini. Aamiin.
Get notifications from this blog
Jangan lupa beri komentar, ya... Semoga jadi ajang silaturahim kita.