Syawal Berkah dengan Berhijrah
SETELAH sebulan penuh digembleng puasa Ramadan, maka umat Islam seharusnya menyambut Syawal dengan berusaha istikamah melanjutkan segala kebaikan dan amal ibadah yang sudah dilakukan di bulan suci. Usai idul fitri dan kembali suci setelah diampuni Allah dari segala dosa. Maka selayaknya kita teruskan proses perbaikan diri dengan berhijrah, bertobat untuk menuju pribadi yang lebih baik.
Sebuah buku motivasi karya Andri Astiawan Azis berjudul Habis Hijrah Terbitlah Berkah, tampaknya sangat bagus untuk bahan bacaan menyambut Syawal. Hijrah itu bukan menjadi lebih baik dari orang lain, tapi menjadi lebih baik dari diri kita yang dulu. Bukankah Allah berfirman : ”Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”(QS. An Nur (24):31) (hal 21)
Mengapa orang bertobat akan beruntung? Rasulullah pernah bersabda bahwa Allah Swt sangat gembira dengan pertobatan hamba-Nya, melebihi rasa gembira seorang yang kehilangan onta dan tiba-tiba onta itu kembali saat ia putus asa mencarinya. Membuat Allah gembira akan mendatangkan keberkahan, itulah keberuntungan.
Hijrah berarti bergerak, berpindah, dan meninggalkan kenyamanan kita dalam kubangan dosa dan maksiat. Sebab kalau kita bertahan dan enggan untuk meninggalkan, maka sulit bagi kita untuk berubah ke arah kebaikan. Tentu akan banyak risiko yang kita hadapi : kehilangan teman-teman yang buruk, kebiasaan yang buruk,atau lingkungan yang buruk. Tapi yakinlah, siapa yang berhijrah di jalan Allah, niscaya akan mendapatkan kehidupan yang luas dan rezeki yang banyak. (hal 11)
Berhijrah dan terus istikamah memang bukan hal mudah, maka kiat-kiat dalam buku ini sangat bagus untuk dijadikan inspirasi. Kita harus yakin akan datangnya kemudahan setelah kesulitan. Apa yang kita tanam, itulah yang kelak kita petik hasilnya. Jangan lupa selalu berdoa untuk segala urusan.
Penulis juga mengajak berguru pada lebah. Lebah tinggal di tempat yang bersih dan hanya menyesap yang bersih. Mengeluarkan yang bersih juga, serta tidak membuat kerusakan. Lebah juga makhluk pekerja keras yang gemar bekerja sama, saling peduli, dan tolong menolong. Tapi jangan salah, lebah akan bereaksi kalau diganggu.
Tidak ada alasan untuk tidak mau berubah menjadi lebih baik. Momentum Ramadan dan Syawal adalah waktu yang tepat untuk mewujudkan perubahan itu. Membaca buku ini akan membuat kita merenung dan terinspirasi agar dapat kembali ke jalan hidayah dan meninggalkan kelam kemaksiatan.
Sebuah penyegaran di tengah kegersangan iman yang seringkali terjadi pada manusia-manusia modern. ”Libatkan Allah dalam setiap mimpi dan harapan. Karena Allah tak akan pernah mengecewakan hamba yang bergantung pada-Nya”. n-g*
Wakhid Syamsudin, Ketua Umum Komunitas Literasi One Day One Post (ODOP)
Dimuat di Kedaulatan Rakyat edisi Minggu Pon, 2 Juni 2019
Get notifications from this blog
keren tulisannya mas.. hehehe
BalasHapuswww.ipung.net