√ Ketipu Sajadah - Halaman Rumah Syamsa

Ketipu Sajadah


Libur Lebaran tahun ini, Jon Koplo tidak mudik ke kampungnya di Padang, Sumatera Barat. Ia diajak Tom Gembus, teman kerjanya, untuk mudik ke Sukoharjo. Ia mau saja, daripada kesepian di Jakarta karena teman-temannya pada mudik.

Jon Koplo memang baru pertama kali ini menginjakkan kaki di Sukoharjo. Rumah Tom Gembus rupanya di pelosok daerah Weru. Tapi tidak masalah bagi Koplo, ia malah senang bisa melihat pemandangan alam perdesaan yang masih asri di kampung Gembus.

Kepulangan Gembus disambut hangat keluarganya.

Ketika tiba waktu Salat Duhur, Gembus mengajak Koplo untuk salat di kamarnya. Keduanya mengambil wudu. Ketika di kamar, Gembus membentangkan sajadah. Saat itulah tiba-tiba ada tamu yang datang ingin bertemu Gembus. Terpaksalah Gembus menunda salat sebentar untuk menemui tamunya itu.

Koplo melihat sajadah sudah digelar, dan merasa kelamaan kalau salat menunggu Gembus, maka ia berniat salat duluan. Apalagi tamunya Gembus belum terlihat mau pamitan. Maka Koplo segera salat di atas sajadah yang dibentangkan Gembus tadi.

Tengah khusyuk-khusyuknya Koplo salat, Tom Gembus masuk ke kamar. Begitu ia menjumpai sobatnya sudah salat duluan, ia malah menepuk pundak Jon Koplo. Koplo agak kaget juga tahu-tahu ditepuk Gembus begitu. “Plo, kamu salah kiblat!” kata Gembus.

Jon Koplo terkesiap. Salah kiblat?


“Diulang saja salatnya, jamaah sama aku,” ajak Gembus.

Koplo akhirnya menghentikan gerakan salatnya disambut tawa Tom Gembus. Tapi ia belum yakin dengan perkataan Gembus. “Masa sih aku salah kiblat? Bukannya sana arah barat?”

“Kamu itu salat madep ke utara, ngalor.”

“Kan aku cuma nurut arah sajadah. Bukannya kamu yang nggelar?”

Tom Gembus tertawa lagi. “Woalah... sajadahku cuma satu, aku gelar menghadap utara karena niatku mau jemaah sama kamu, sajadah dipakai berdua bersisian. Jebul kamu pikir itu sajadah menghadap kiblat?”

“Sial! Jadi aku salah kiblat rupanya! Kena tipu aku sama sajadah!” Koplo menyadari kesalahannya. Tapi ia jadi tertawa juga karenanya.

“Sok tahu sih. Ayo, kita mulai Salat Zuhur,” ajak Gembus sambil menyudahi tawanya.

Wakhid Syamsudin
Ketua umum komunitas literasi One Day One Post (ODOP)


Dimuat di harian Solopos edisi Sabtu Kliwon, 29 Juni 2019

Get notifications from this blog

2 komentar

Jangan lupa beri komentar, ya... Semoga jadi ajang silaturahim kita.