√ R.I.P, Mimpi Arum dan Juna - Halaman Rumah Syamsa

R.I.P, Mimpi Arum dan Juna


Judul buku: R.I.P Rest in Promise
Penulis: Dymar Mahafa
Penerbit: Niramedia, Tuban
Cetakan: Pertama, Desember 2018
Perancang sampul: MS Wijaya
ISBN: 978-602-53551-0-3
Tebal: 388 halaman


Tuntas sudah saya membaca novel tebal karya Dymar Mahafa berjudul R.I.P ini. Sebagaimana pengakuannya, ini adalah karya solo pertama Dymar yang diterbitkan dalam bentuk novel. Cukup telaten ia merampungkan tulisan setebal ini. Keren!

Berkisah tentang Arum dan Juna. Sahabat dari kecil yang akhirnya terpisah karena Juna harus pergi. Mereka sempat membuat semacam janji dan cita-cita yang ditanam di sebuah tempat. Keduanya menggembok kotak tertanam itu, dan masing-masing memegang kuncinya yang dijadikan liontin.

Arum telah sukses mewujudkan impiannya menjadi penulis. Meski ia menyembunyikan jati diri berlindung di balik nama pena Kaka Klavieri. Sementara impian Juna menjadi ilustrator tampaknya sudah ia abaikan seiring berjalan waktu.

Kisah berlanjut saat kedua sahabat lama ini bertemu di usia dewasa. Yang agaknya kurang kuat dari segi logika adalah kenyataan Arum dan Juna tidak saling mengenali, padahal persahabatan masa kecil sudah sekian lama dan kedekatan mereka sangat erat. Agak janggal kan kalau sampai benar-benar lupa. Tapi itu hak Dymar dalam menentukan alur kisah rekaannya.

Di antara mereka ada Yudhis, yang semasa kecil sering mem-bully Arum, dan Juna tampil sebagai pembelanya. Walau sebenarnya Yudhis sendiri menyukai Arum.

Mereka bertemu di usia dewasa, bergelut dengan kisah seru yang berunutan terjadi. Dymar menceritakannya dengan lancar dan telaten. Kisah berdarah-darah dan berurai air mata ini bisa disimak dalam novel terbitan Niramedia ini dengan santai, karena bahasa dan gaya bertutur Dymar sangat sederhana. Mudah dicerna siapa saja pembacanya.

Sedikit yang saya kurang nyaman adalah adegan yang terlalu didramatisir jadi terkesan seperti menonton sinema elektronik di televisi. Duel berdarah gara-gara cewek, anak-anak main bully tanpa ampun, atau cara Juna kecil membela Arum kecil saat di-bully geng bocah yang menyebut diri dengan nama F4. Tapi secara keseluruhan, novel isi sudah layak diacungi jempol. Keren!

Dalam cerita ini, kalau kita tidak fokus, maka akan bingung juga, soalnya Dymar menggunakan beberapa nama untuk dua tokoh utamanya. Ari Juna Prayoga alias Juna alias Arjun, waktu kecil disebutkan dengan nama Una, bahkan ketika dewasa jadi orang lain dengan nama Rama, atau panjangnya Rama Arjuna Wicaksono. Arum Sekar Soedalu alias Arum, juga punya nama Sekar dan Kaka. Tapi kalau bacanya konsen ya tidak akan bingung kok.

Penggunaan beberapa nama untuk tokoh sama ini, sempat juga membuat bingung si penulis cerita. Pada halaman 109 misalnya, Dymar menulis nama Juna, padahal sebagaimana alurnya, seharusnya nama yang dipakai adalah Una. Nah, kan?

Secara keseluruhan, saya cukup puas membaca karya Dymar Mahafa ini. Dan saya pastikan menanti novel-novelnya mendatang. Dymar sangat berbakat, dan saya yakin karyanya akan lebih keren di novel-novel selanjutnya. Kita tunggu saja!

Di dunia ini tak ada yang namanya berbohong demi kebaikan. Karena yang tersisa setelah satu kebohongan terucap adalah munculnya kebohongan-kebohongan lain demi menutupi kebohongan itu sendiri. Rantai kebohongan akan terus berlanjut tanpa manusia sadari. Dan itu tak akan pernah berakhir. (Halaman 271)

Mengamini Hiday Nur, Dymar memang pencerita yang piawai, di mana setiap kata yang ia tulis terasa nyata, seperti melihat film scene demi scene. Bahkan Sakifah memujinya, membaca R.I.P ia serasa naik trampoline di dunia Juna dan Arum. Asyik, nggak pengin beranjak sebelum cerita benar-benar selesai.

Sebagai penutup, jika Anda berminat membeli novel keren ini, silakan hubungi sang penulis langsung di nomor WhatsApp 085733171992. Mau kenal lebih dekat dengan penulis asal Kediri, Jawa Timur ini, bertemanlah di Facebook Ardenia Stradivari Agusta (Dymar Mahafa) atau kepoin Instagramnya @ard_augu. Sekalian main ke blognya, https://duniadymar.blogspot.com.

Get notifications from this blog

4 komentar

  1. Balasan
    1. Membully adslah salah satu cara untuk mendapatkan perhatian dari orang yang disukai... Yudish...Yudsih.... harusnya jangan bully, tapi tunjukkan saja jika kau memang suka, hihihi

      Hapus
    2. Wah aku barusan baca reviewnya mas Wahid soal RIP, pas kebetulan lagi nyari artikel TSSnya koran merapi. Terima kasih banyak lho Mas Wakhid dah meluangkan waktu buat nulis review novel RIP. Seneng banget dapat review lagi dari pembaca. Si RIP lagi dalam proses revisi untuk cetakan berikutnya. 😁 Yg pertama, kurang sempurna memang. He3x.. monmaap

      Hapus

Jangan lupa beri komentar, ya... Semoga jadi ajang silaturahim kita.