Cerita Seram di Nightmare Hour
Judul: Nightmare Hour, Saat-Saat Seram
Penulis: R. L. Stine
Alih bahasa: Anastasia Mustika W.
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 979-655-457-7
Tebal: 184 halaman
Penulis: R. L. Stine
Alih bahasa: Anastasia Mustika W.
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 979-655-457-7
Tebal: 184 halaman
Akhirnya, setelah bertahun bertumpuk bersama buku lain di
rak, saya sentuh juga buku satu ini. Saya memang tidak suka bacaan horor, wajar
jika tidak tertarik membacanya. Tapi kini, saya ikut Reading Challenge ODOP,
pada tantangan perdana, peserta disuruh baca buku horor. Dan ... saya pun
memilih Nightmare Hour, Saat-Saat Seram. Setelah kelar membacanya, saya
tercenung. Sayakah yang memilih membaca buku ini? Atau ... buku ini yang
memilih saya untuk membacanya? Jangan-jangan kisah-kisah horor dalam buku ini
telah memanggil saya... Hiii!
Pada blurb, R. L. Stine mengatakan, "Ini
cerita-ceritaku yang paling seram. Karena kutulis pada saat-saat seram."
Kau tahu kapan itu? Yaitu ketika lampu-lampu padam, dunia nyata jadi gelap, dan
dunia mimpi-mimpi buruk yang dingin remang-remang mengambil alih benakmu!
R. L. Stine, pengarang cerita anak-anak terlaris sepanjang
masa, menyuguhkan jaring-jaring kengerian yang tak ada habisnya. Baru kali ini
ia berbagi rahasia di balik tiap-tiap ceritanya, dari mana masing-masing ide
itu berasal.
Buku ini berisi 10 cerita seram yang sungguh menimbulkan
kengerian dalam tiap ending-nya. Saya sangat menikmati ketakutan itu. R. L.
Stine mampu menyajikan kisah ngeri dengan ending yang jauh dari dugaan, keren
sekali.
Cerpen pertama, berjudul Kepala Labu. Kisah ngeri di
Perkebunan Labu Palmer, di mana Mr. Palmer menyimpan sebuah misteri di salah
satu ladangnya. Apa yang terjadi ketika ada tiga anak berniat merusak labu-labu di ladang pribadi itu dengan cat semprot hitam? Sebuah kengerian menanti mereka. Saya terbayang kengerian itu, saat Mr. Palmer memegang kepala
Mike dan berkata, "Belum begitu masak. Tapi akan segera masak."
Cerpen lain, berjudul Nightmare Inn, menyajikan kengerian di sebuah rumah penginapan. Misteriusnya gadis penjaga bernama Priscilla, dan tentang mimpi-mimpi seram yang menghantui Jillian. Benar mimpi seram, ataukah sebuah kejadian di alam nyata? Malam itu, Jillian mengalami kengeriannya.
Aku Bukan Martin, judul cerpen yang cukup membuatku terpana dengan ending tak terduga. Kisah Martin Charles, bocah yang dirawat di sebuah rumah sakit, menunggu operasi. Tapi ia selalu berteriak, "Aku bukan Martin!" Awalnya, saya pikir seperti umumnya cerita horor, bahwa Martin kerasukan setan atau apalah namanya, hingga menyebut ia bukan Martin. Tapi saya salah! Ending-nya lebih mengerikan dari itu, dan kejadian itu menimpa teman satu ruangannya, Sean Daly.
Ada juga Topeng Hitam. Dari topeng itu, Robb, Bill, Julie, dan Valerie, mampu melihat makhluk lain, empat anak sebaya mereka yang sedang dalam bahaya. Robb dkk berusaha memberi tahu keempat anak itu akan bahaya yang mengancam, tapi tidak bisa. Bahkan suara Robb tidak bisa menembus ke pendengaran mereka, sentuhan pun hanya menembus ruang kosong! Dan sungguh, kengerian itu berpucak pada ending yang benar-benar twist! Robb dkk pun tidak menyangkanya!
Cerpen selanjutnya: Mayat. Judulnya ngeri. Cerita Will, anak yang selalu diejek teman-temannya dengan julukan Willy the Wimp (Willy si Lemah). Demi menunjukkan ia bukan anak lemah, Willy 'bermain-main' dengan mayat! Iya, mayat! Dan berakhir dengan sebuah kengerian!
Yang tak kalah mengesankan adalah kisah Samantha, dalam cerpen Jadikan Aku Penyihir. Samantha menemui Gemma si penyihir, untuk minta diajari menjadi penyihir. Gamma meminta syarat, Samantha harus menyerahkan adik bayinya, Roddy! Samantha membawakannya untuk si penyihir, dan sekali lagi, sebuah twist ending membuat saya terkesima. Keren! Tak terbayang sama sekali!
Cerpen lainnya, Permen Alien, Penyihir yang Terjahat, Takut Badut, dan Tatapan Hantu turut menyajikan kengeriannya dalam buku kumpulan cerita seram ini. Menambah suasana seram, tiap judul diberi ilustrasi karya Cliff Nielsen, Edward Koren, Bernie Wrightson, Gary Kelley, Patrick Mcbride, Mark Summers, Vince Natale, John Collier, Bleu Turrell, dan John Jude Palencar.
Seusai menyelesaikan sampai tetes halaman terakhir, saya pun menyimpulkan, bahwa seharusnya saya mencari buku R. L. Stine yang lain, untuk mendapatkan sensasi kenikmatan ngeri yang lebih mengesankan!
Setiap detak jam membawa kengerian lagi!
Cerpen lain, berjudul Nightmare Inn, menyajikan kengerian di sebuah rumah penginapan. Misteriusnya gadis penjaga bernama Priscilla, dan tentang mimpi-mimpi seram yang menghantui Jillian. Benar mimpi seram, ataukah sebuah kejadian di alam nyata? Malam itu, Jillian mengalami kengeriannya.
Aku Bukan Martin, judul cerpen yang cukup membuatku terpana dengan ending tak terduga. Kisah Martin Charles, bocah yang dirawat di sebuah rumah sakit, menunggu operasi. Tapi ia selalu berteriak, "Aku bukan Martin!" Awalnya, saya pikir seperti umumnya cerita horor, bahwa Martin kerasukan setan atau apalah namanya, hingga menyebut ia bukan Martin. Tapi saya salah! Ending-nya lebih mengerikan dari itu, dan kejadian itu menimpa teman satu ruangannya, Sean Daly.
Ada juga Topeng Hitam. Dari topeng itu, Robb, Bill, Julie, dan Valerie, mampu melihat makhluk lain, empat anak sebaya mereka yang sedang dalam bahaya. Robb dkk berusaha memberi tahu keempat anak itu akan bahaya yang mengancam, tapi tidak bisa. Bahkan suara Robb tidak bisa menembus ke pendengaran mereka, sentuhan pun hanya menembus ruang kosong! Dan sungguh, kengerian itu berpucak pada ending yang benar-benar twist! Robb dkk pun tidak menyangkanya!
Cerpen selanjutnya: Mayat. Judulnya ngeri. Cerita Will, anak yang selalu diejek teman-temannya dengan julukan Willy the Wimp (Willy si Lemah). Demi menunjukkan ia bukan anak lemah, Willy 'bermain-main' dengan mayat! Iya, mayat! Dan berakhir dengan sebuah kengerian!
Yang tak kalah mengesankan adalah kisah Samantha, dalam cerpen Jadikan Aku Penyihir. Samantha menemui Gemma si penyihir, untuk minta diajari menjadi penyihir. Gamma meminta syarat, Samantha harus menyerahkan adik bayinya, Roddy! Samantha membawakannya untuk si penyihir, dan sekali lagi, sebuah twist ending membuat saya terkesima. Keren! Tak terbayang sama sekali!
Cerpen lainnya, Permen Alien, Penyihir yang Terjahat, Takut Badut, dan Tatapan Hantu turut menyajikan kengeriannya dalam buku kumpulan cerita seram ini. Menambah suasana seram, tiap judul diberi ilustrasi karya Cliff Nielsen, Edward Koren, Bernie Wrightson, Gary Kelley, Patrick Mcbride, Mark Summers, Vince Natale, John Collier, Bleu Turrell, dan John Jude Palencar.
Seusai menyelesaikan sampai tetes halaman terakhir, saya pun menyimpulkan, bahwa seharusnya saya mencari buku R. L. Stine yang lain, untuk mendapatkan sensasi kenikmatan ngeri yang lebih mengesankan!
Setiap detak jam membawa kengerian lagi!
Get notifications from this blog
Waaaa aku jaman sekolah dulu koleksi buku ini mas, mmm sekarang pada dimana ya ��
BalasHapusSumpah, bukan aku yg ngambil. Ini hasil ngembat di perpustakaan!
Hapuskatanya seram? hehehe... masih seram ngreview Layang Pangentasan kaya Suryanto Sastroatmojo. .
BalasHapusSeram dalam tanda kutip. :))
HapusHoror ... Takut terbawa mimpi
BalasHapusJangan dibawa mimpi, cukup mimpiin sidia.
Hapuspas sekolah dulu, suka baca bukunya R.L.Stine
BalasHapusBerarti cuman aku yg kuper.
HapusWah jadi penasaran.... Ada yang mau minjemin gak? 😁✌️
BalasHapusBtw, ini masuknya genre 'anak' kah?
Masuknya emang cernak, mbak. Tokoh utamanya anak semua.
HapusKok jadi penasaran sama bukunya ya? [-(
BalasHapusHahaha. Berarti review-ku sukses ini!
HapusJadi penasaran juga sama ceritanyaa😂
BalasHapusSiap berburu nih?
Hapus