Curhat September
Memasuki bulan kesembilan penanggalan masehi, artinya saya kembali kepada kenangan tahunan yang tidak terlupakan. Ada tanggal penting yang saya tandai di bulan ini, yakni tanggal 25.
Benar, saya terlahir pada tanggal itu. Saya tidak akan membicarakan tentang zodiak, meski kata orang saya berbintang libra. Tapi apalah gunanya, saya bahkan tidak mau ambil tahu manfaat percaya-percayaan ilmu perbintangan satu itu.
Ada momen tidak terlupakan selain sekadar menandai hari lahir, yaitu hari bersejarah saya. Saya menikah dengan istri pada tanggal 25 juga. Dan sesungguhnya, saya sama sekali tidak punya andil dalam penentuan tanggal pernikahan itu. Murni dari keluarga pihak perempuan yang menentukan. Dan Tuhan maha berkehendak, ketika pilihan itu jatuh pada tanggal yang sama dengan kelahiran saya. Itu sebuah kebetulan yang unik.
Penentuan hari pernikahan itu juga bukan asal comot. Konon, bapak mertua saya, bapaknya istri saya, bisa disebut masih fanatik dengan hitungan-hitungan jawa dalam menentukan hari baik. Meski kami tidak peduli hal itu, tapi demi mematuhi beliau, maka kami menurut saja hasil hitungan hari baik versi beliau itu.
Tahun demi tahun kami lewati dalam kebahagiaan berumah tangga. September demi September kami lalui dengan segenap syukur. Beberapa pencapaian-pencapaian kecil maupun besar dalam rumah tangga, sebagian juga terjadi pada bulan kesembilan ini. Di antaranya membangun gubuk sederhana kami pada usia 5 tahun pernikahan yang juga harinya ditentukan oleh bapak.
Istri saya sok ikut-ikutan mencoba membuat rencana penentuan hari baik saat kami ingin memiliki anak kedua. Dihitung-hitungnya agar bisa lahir pada bulan September. Tapi sayang, kehamilan kedua belum terjadi pada bulan yang dihitungnya. Rupanya ia tidak sepandai bapak dalam menentukan hari baik, anak kedua kami lahir bulan November (Hallo, Rara!).
Itulah arti September bagi saya. Soal ulang tahun, kalian tidak usah memikirkan kado. Saya tidak merayakannya kok. Paling banter jajan keluar sekeluarga, dan itu juga untuk mengenang hari pernikahan. Sederhana saja, yang penting kebersamaannya. Kembali soal kado, tidak usah mikir bulannya, tidak harus September, kado buku bisa dikirim ke saya kapan saja. Mbak Wiwid juga tidak menunggu September untuk mengirimkan kado buku kemarin. Hehehe. (Makasih, Mbak Wid.)
Duh, ngomongin September, saya jadi ingat kalau pajak motor saya juga harus segera dibayar bulan ini. Ya sudah, segini dulu ya, curhatan September ala saya. Semoga September kita ceria, ya.
Selalu sejuk memandang wajahmu
Selalu tenang saat di sampingmu
Dua puluh lima september dulu
Janji setia di depan penghulu
Terasa sungguh kumembutuhkanmu
Terasa takut kan kehilanganmu
September demi september berlalu
Semakin dalam cintaku padamu
(Lirik lagu 25 September by Suden Basayev)
Get notifications from this blog
Wah plagiat nih judule 😂😂 aku tuntut ke KUA loh mas..😆
BalasHapusKan ejaan terkini. Bedalah.
Hapusharusnya judul september ceria ini 😁
BalasHapusCuman ngikut atasnya sih. :-)
HapusAaaaah jadi laferr..
BalasHapusBojoko ndi ya hahahah :-)
Lah, baperan inimah...
HapusKupikir pada janjian nih judulnya. Hahaha..keberuntungan yang pas di tanggal 25 yaaa
BalasHapus:))
HapusTernyata mas Wakhid pinter bikin lagu juga wkwkwk. .
BalasHapusWkwkwk. Laguku juga ada yg jadi OST film lho, Nis. Film indie asal jadi di kampungku. Wkwk...
Hapushadeuuuh, ceritanya bikin baper
BalasHapusx-)
HapusNyesel baca...
BalasHapusHahaha..
Sesal memang datang belakangan, mBak...
HapusCeritamu selalu unik mas (Halo Rara.. how are you little girl?)
BalasHapusMasa sih? Rara gak ngeh basa Inggris.
BalasHapus25 ya... Catet..
BalasHapusNgado mah gak usah pas tanggal.
HapusAduuuuh.... puisinya bikin laver.. eh Baver.. hihi
BalasHapus:))
HapusUwaaaaaa.... baper sekali sama closingnyaaaa 😭
BalasHapusAh, kamu mah emang baperan, Nik.
Hapus