Bahayanya Bakat Menulis
Sabtu malam, 1 September 2018, di grup WhatsApp NAC (Nulis Aja Community) salah satu program lanjutan ODOP untuk anggota yang ingin menulis buku solo, ada kelas dengan tema "Proses Kreatif Menulis" yang disampaikan oleh Mbak Dymar Mahafa.
Dalam penyampaiannya, ada salah satu pembahasan yang sempat membuat saya terhenyak. Mbak Dymar menukil tulisan John M Watson dalam Complete Guide to Magazine Article Writing, yang mengatakan bahwa bakat justru merupakan hal yang paling berbahaya dan merusak, jika kita tidak berhati-hati menerapkannya.
Mbak Dymar menjelaskan, bagi penulis pemula, ketika dia merasa memiliki bakat dalam hal tulis menulis, maka akan ada kecenderungan merasa mampu, bangga diri, tepuk dada dan melambung, hingga sesumbar bahkan jumawa. Seolah bakat menulisnya adalah segalanya, sehingga merasa bahwa menulis akan mudah saja dengan kemampuannya.
"Padahal kehidupan dan pengetahuan terus berjalan dan bertambah. Sehingga bukan nggak mungkin dia akan disalip oleh pribadi-pribadi yang tekun dan telaten, para calon professional," kata pemilik blog Dunia Dymar ini.
Menurutnya, ada baiknya setiap calon penulis memahami berbagai tehnik penulisan dalam ragam jurnalistik. Pemahaman itu sama pentingnya dengan kebutuhan akan impuls/rangsang kreatifitas di setiap penulisan artikel. "Nulis fiksi juga demikian," lanjutnya, "Pahami tehnik tulisan fiksi dengan baik."
Bagi Mbak Dymar, latihan terbaik adalah menulis, dan terus menulis. "Mungkin awalnya bisa dengan sedikit 'meniru' penulis lain, yang dikagumi atau yang cocok dengan sense kita. Tapi kemudian temukan kepribadian menulis teman-teman sendiri," demikian katanya.
Jadi, sudah jelaslah, sangat berbahaya jika kita merasa punya bakat dalam kepenulisan, sehingga rasa sombong untuk menerima ilmu baru akan menutup peluang kita untuk maju. Sekali lagi, kita bisa tertinggal dan disalip jauh oleh pribadi-pribadi yang tekun dan telaten, mereka itulah para calon professional.
Masih percaya menulis dan bakat adalah teman baik? Bolehlah kita tahu bakat kita di situ, tapi tetaplah berhati-hati dari kenyamanannya. Tetap harus mempelajari tehnik-tehnik menulis, dan senantiasa terbuka menerima masukan dan asupan-asupan ilmu baru.
Terima kasih, Mbak Dymar, atas materinya yang keren. Sukses selalu, ya!
Get notifications from this blog
Memangnya kita sekelas, ya?
BalasHapusAku juga menerima materi yang sama dari kakak mentor yang baik ini.
Salah satu kesialanku mungkin, selalu sekelas denganmu. Untung gak semeja.
HapusDan aku izin menemukan kecocokan dari tulisanmu Pak, terima kasih
BalasHapusKita kan sama, satu template blog, Zil.
HapusMau dong templatenya ππ
HapusAmbil aja...
Hapusorgny bail bgt Mas Suden mah
HapusTernyata bakat bisa membahayakan yaa...
BalasHapusIya, kata mbak dymar.
HapusKoq saya ngak tahu ya ttg grup lanjutan itu? Kemana aja saya?
BalasHapusMungkin salah kali ya, kalau saya sebut grup lanjutan? Hehe. Konon, ini NAC batch 2, mbak. Mbak Hiday motornya.
HapusWaduh? π€£π€£
BalasHapusSama2 Mas Wakhid.
Jujur, bukan aku yg keren. aku cuman ngutip dari salah satu artikel kompasiana. πHe3x...
Terima kasihnya ke sini aja kali ya: https://www.kompasiana.com/sitiswandari/54f831c1a333112e1f8b51a4/proses-kreatif-menulis-apa-itu
πππ aku mah apa, cuma remah-remah kue sisa lebaran.
Tapi syukurlah kalau materi kemarin bisa meresap dan direnungkan. Syukur2 diterapkan. Dan disebarluaskan.
Mbak Dymar juga keren abis.
Hapusini nih, bahaya bgt.. semoga Kita terhindar dr hal2 yg demikian, dr Sifat yg demikian
BalasHapusMenulis dan menulis terus ✊
BalasHapusLanjutkan semangatnya!
Hapusbahaya ya??
BalasHapusBangettt
HapusWah... Seperti ditampar bolak balik nih.. π intinya jangan berpuas diri yaa
BalasHapusPernah ditampar bolak-balik mbak sab?
HapusDitampar oleh realita.. (asekkk.. π)
HapusUntung bakatnya saya suka makan, makanya biar suka nulis belajar karena bukan bakat bawaanπππ
BalasHapusAseeekk (h)
Hapusaku anak odop baru tau NAC ;(
BalasHapusKok aku bisa tahu NAC ya?
HapusSaya juga suka menulis. Ya setidaknya menyalurkan hoby aja ke blog :-#
BalasHapusHobi yang menjadi ladang duit ya bang?
HapusEH, kesasar di mari, saya sukanya nulis prosedur kerja saja, semoga tidak berbahaya, salam kenal, oya ODOP itu apa ya?
BalasHapusSalam kenal juga mas Sodikin. ODOP itu komunitas menulis, One Day One Post... Googling saja.
HapusOOw, mantab! kalau saya belum bisa satu hari satu post.
HapusItu program awalnya mas. Dalam 2 bulan wajib post saban hari. Habis 2 bulan, keterima jadi anggota odop. Habis itu, kumat malesnya. Hehe.
Hapuswiih bener mas
BalasHapusbener-bener bahaya
kalo kita uda merasa paling kece badai
padahal masih banyak yang perlu dipelajari
Makanya mbak inna kudu hati² sama bakat mbak inna dalam menulis. Hehe.
Hapus