√ Niat Buruk - Halaman Rumah Syamsa

Niat Buruk


Saat saya kerja ikut paman berdagang pakaian bekas di Pasar Senen, Jakarta Pusat, saya memiliki sampingan jualan pulsa. Pelanggannya teman-teman pedagang, meski banyak yang mengutang, tapi alhamdulillah saya bisa mendapat hasil tambahan dari situ.

Pada suatu kali, saya terkejut saat tiba-tiba ada saldo deposit masuk ke nomor seluler yang saya pakai jualan pulsa. Jumlahnya Rp500.000. Saya sempat bingung, tetapi karena banyaknya yang beli pulsa, saldo deposit yang tidak jelas asalnya itu saya pakai juga, sampai habis dan tidak ada pemberitahuan apa pun dari upline tempat saya biasa isi saldo deposit.

Ketika saldo habis, saya sempat cerita ke teman kos saya. Teman saya mengatakan bahwa itu rezeki saya. Dia juga berkata bahwa sebaiknya pindah tempat belanja saldo di server lain saja, biar tidak ditagih deposit nyasar itu. Saya juga mulai berpikir serupa.

Maka besoknya, saya mengajak teman kos saya itu ke ITC Cempaka Mas untuk mendaftar jadi agen pulsa di server lain. Mungkin memang benar, kalau saya tidak pindah tempat belanja deposit, maka saldo nyasar itu pasti ditagih.

Ketika berboncengan naik motor, tiba-tiba ada polisi lalu lintas mengadakan operasi. Dan sialnya, kami berdua memang tidak punya SIM waktu itu. Akhirnya kami kena tilang dan harus membayar Rp30.000 kepada polisi agar terbebas tilangnya.



Sesampainya di ITC Cempaka Mas, kami mampir ke counter yang menjual aksesori handphone, hendak membeli beberapa keperluan. Saat itulah, sebuah pajangan kaca di dekat kami terjatuh dan pecah. Kami tidak merasa menyenggolnya, tetapi pemilik counter menuduh kami yang menyebabkannya jatuh dan minta ganti rugi. Merasa tidak bersalah, kami berhasil mengelak dari tuduhan.

Kami segera menuju counter tempat mendaftar agen pulsa. Tapi sayangnya tutup waktu itu. Akhirnya kami pulang tanpa hasil.

Di sebuah tikungan, saat menyalip sebuah mobil, motor yang kami kendarai menyenggol spion mobil dan menimbulkan suara benturan hingga pemilik mobil berteriak marah. Kami tidak peduli dan langsung kabur.

Sesampai di kamar kos, teman saya berkata, bahwa sebaiknya kembali belanja deposit ke tempat biasa saja. Dia bilang, niat buruk menghindari tagihan deposit nyasar ternyata membawa kesialan. Saya juga mulai memikirkan hal itu. Perjalanan ke ITC Cempaka Mas tadi penuh kesialan.

Saya beristigfar. Rupanya Allah menegur saya yang mempunyai niat tidak baik itu. Akhirnya, saya memutuskan kembali belanja saldo deposit pulsa di tempat biasa. Saya juga jujur menceritakan bahwa telah mendapat deposit nyasar. Pemilik counter tempat saya belanja pun baru sadar memang ada kesalahan pengiriman deposit.

Saya bersyukur tidak jadi pindah tempat belanja. Semoga Allah mengampuni niat buruk saya itu. Semua kini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi saya tentang kejujuran. <>

Dimuat di majalah Hadila edisi 132, bulan Juni 2018 halaman 53 pada rubrik Pengalaman Rohani. Honor 100.000 dan mendapat 2 eks majalah bukti terbit.

Kiriman 2 eks majalah bukti terbit

Honor ditransfer ke rekening bank

Get notifications from this blog

8 komentar

  1. Bersyukur ditegur Alloh dengan cepat, ya..

    BalasHapus
  2. POV dengan Saya ini termasuk salah satu Dosa Penulis... tapi ternyata dimaafkan di majalah Hadilla ya, Kisanak... hhhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baru tau ternyata POV dengan saya ternyata salah satu dosa penulis. Buku nya pak isa alamsyah bukan ya?

      Hapus
    2. Tapi saya nyaman menggunakannya...

      Hapus

Jangan lupa beri komentar, ya... Semoga jadi ajang silaturahim kita.