√ Di Antara Lembaran Buku - Halaman Rumah Syamsa

Di Antara Lembaran Buku


Sovia segera menegurku, "Om, apa kabar?"

Aku menoleh gadis remaja itu sejenak. "Apaan sih, Sov? Aku lagi sibuk baca nih!"

Sovia merengut karena aku sudah kembali pada halaman buku yang kubaca. Memang tidak asik kalau diganggu pas seru-serunya baca.

"Berhenti baca bentar napa sih, Om?"

Kututup buku juga akhirmya. Lalu memandang gadis remaja yang sudah duduk di seberang meja yang kupilih di ruangan perpustakaan Serba Ada ini. "Ada apa sih, Sov, sampai kamu ganggu aku baca?"

"Bentar saja deh, Om."

"Kamu mau bicara sesuatu?"

"Iya."

"Penting?"

"Iyalah, Om."

"Penting mana sama mandi bagimu?"

Sovia cemberut. "Dih, Om gitu!"

Aku tertawa pendek. "Baiklah, lekas katakan keperluanmu. Aku nanggung mau selesaikan baca. Ini juga untuk setoran bacaan di RCO. Kan kamu yang jadi pije-nya."

Sovia tersenyum. "Iya, sih. Bentar, Om."

Sovia mengedarkan pandangan ke segenap penjuru perpustakaan. Terlihat beberapa pengunjung memilih buku di rak-rak berjejer, sebagian menekuni bacaan di bangku-bangku yang tersedia. Beberapa anak kecil melihat ikan di dalam akuarium yang ada di pinggir ruangan. Sovia celengukan sepertinya mencari sesuatu.

"Kamu cari siapa?" tanyaku.

"Itu dia, Om, sudah kemari orangnya."

Aku ikut melihat ke arah tatapan mata Sovia. Terlihat seorang remaja lelaki yang sangat kukenal, berjalan mendekat. "Kamu ke sini sama Lutfi, Sov?" tanyaku.

Sovia mengangguk. "Iya, Om."

"Kok bisa? Bukannya kalian sudah putus?" tanyaku heran, bersamaan Lutfi tiba di meja kami.

"Mas Suden, apa kabar?" tanya Lutfi.

"Sangat baik hati, Mas Lutfi. Kamu sendiri gimana?"

Lutfi menyalamiku sambil menjawab, "Sehat selalu, Mas. Tetap ceria meski tanpa Sovia di hati. Tetap ceria dengan kesukaan saya berlagu accapela. Hahaha."

Aku ikut tertawa mendengar perkataannya.

"Oh, iya, bagaimana ceritanya sepasang mantan bisa ke perpustakaan ini berdua?" tanyaku ppenasaran.

"Mantan pacar tidak harus jadi mantan sahabat, Mas. Kita masih bersahabat baik kok," jawab Lutfi sambil melirik Sovia. "Ya, nggak, Sov?"

Sovia menganguk mantap. "Iya, Om. Kami tetap sahabatan. Apa lagi di RCO kami jadi pije berdua saja. Harus saling support biar kegiatan baca RCO lancar."

"Bagus sekali. Aku salut sama kalian," kataku tulus.

"Biasa sajalah, Om," kata Sovia. "Oh iya, kami menemui Om ini cuma mau nanya, kenapa Om ikut RCO lagi padahal sudah lulus di RCO yang kedua kemarin?"

Aku menarik napas dalam. "Semua karena aku memang merasa butuh keberadaan RCO, Sov."

"Maksud Om?"

"Tanpa RCO, mungkin hobi membacaku tidak bisa konsisten. Lebih sering lupa membaca karena kesibukan harian."

"Jadi Mas merasa dengan adanya RCO bisa membuat konsisten Mas Suden dalam membaca, gitu ya?" simpul Lutfi.

Aku mengangguk. "Dan aku selalu kangen untuk melaporkan bacaan ke RCO."

"Dih, kangen. Jangan kangenlah, Om, berat lho!" sahut Sovia.

Aku tertawa. "Memang berat kalau kangen. Makanya aku ikut RCO lagi."

"Manfaat RCO bagi Mas Suden apa?" tanya Lutfi.

"Buat memancing agar aku mau menulis terus. Karena membaca adalah syarat wajib bagi penulis. Apa lagi penulis pemula seperti aku ini."

"Gitu, ya, Mas? Baguslah."

"Apa lagi yang perlu ditanyakan? Kalau tidak ada, aku mau nerusin baca."

Kedua remaja itu saling lirik. Lalu sama-sama mengangkat bahu. Sovia lekas berkata padaku, "Cukuplah, Om. Maaf sudah mengganggu. Silakan teruskan bacanya."

"Oke. Habis ini kalian mau ke mana?" tanyaku.

Sovia agak sungkan menjawab. "Em, Sovia mau pulang, Om."

"Pulang?"

"Iya, mau mandi. Hihihi. Soalnya tadi ke sini lupa belum mandi, Om."

"Om maklum kok. Santai saja, Sov."

"Saya juga pamit, Mas. Mau baca juga, biar terbiasa membaca."

"Bagus, Mas Lutfi. Sambil accapella shalawatan juga boleh. Hehehe."

Kedua remaja itu pamit. Lalu aku kembali pada buku bacaanku.

#Tantangan1RCO'3

Get notifications from this blog

21 komentar

  1. Diantara pilihan link untuk di-BW aku mesti pilih coretan basayev. Penasaran sama cerita seru yang adaa.. aja 😁

    BalasHapus
  2. Ketemu pije selalu di perpustakaan yaa. Eh, kemarin itu perpus atau toko buku yaa...

    BalasHapus
  3. Asyik juga ya mengamati orang trus dijadiin tokoh di tulisan..kapan2 coba ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cobalah Mbak. Kalau pakai tokoh diriku yang baik dan kalem ya.

      Hapus
  4. Hiiii... seperti biasa, selalu kerenlah ^_^

    BalasHapus
  5. Hahaha berasa baca chat sama mbak Sovia di grup 😅

    BalasHapus
  6. 🤡 sekedar meluruskan saja...saya sama sovia belum jadian 😕

    BalasHapus
  7. 🤡 sekedar meluruskan saja...saya sama sovia belum jadian 😕

    BalasHapus
  8. Nah, saya udah komen ya hahahah

    BalasHapus

Jangan lupa beri komentar, ya... Semoga jadi ajang silaturahim kita.