Tips Mengatur Waktu Menulis Ala Shabrina Ws
Ceritanya, malam ini, 16/01/2018 Kelas Fiksi komunitas One Day One Post kedatangan tamu seorang penulis, yakni Mbak Shabrina Ws. Beliau berkenan meluangkan 2 jam waktunya untuk sharing pengalamannya dalam menulis. Beliau menyampaikan materi tentang setting. Dan alhamdulillah saya bisa mengikuti kelas kali ini dengan baik, lancar, dan nyaman. Meski jam dimulai pukul 20.00 - 22.00 WIB dengan cuaca hujan di kampung saya. Saya benar-benar kesurupan ilmu yang disampaikan beliau.
Saya tidak akan membahas tentang materi yang beliau sampaikan di kelas. Tetapi ada hal menarik yang ingin saya culik dari penyampaian Mbak Shabrina Ws. Oh, ya, sedikit informasi, bahwa beliau ini termasuk penulis yang cukup produktif. Artikel, puisi, dan cerpennya sudah bertebaran di media massa. Untuk karya yang dibukukan antara lain: Kerlip Bintang-Bintang (2004), Sketsa Negeri Para Anjing (2006), Pelari Cilik (2010), Sakti dan Sapi Rebo (2011), Ping, a Message from Borneo (2012), Always Be in Your Heart (2013), Betang, Cinta yang Tumbuh dalam Diam (2013), Lesus dan Kisah Becak-Becak (2014), Deling dan Hari-Hari Menegangkan (2014), Rahasia Pelangi (2015), Dongeng dan Fakta Unik Binatang (2016), Kalender 366 Kata Mutiara (2016), Karena Hidup Hanya Sebuah Persinggahan (2017), dan yang paling gres adalah novel Sauh (2018).
Dalam sesi tanya jawab, seorang peserta bernama Wiwid (hallo, Mbak Wid), menanyakan bagaimana cara Mbak Shabrina Ws bisa mensiasati agar tetap konsisten menulis, meski sibuk menjadi seorang ibu. Pertanyaan bagus sekali. Ini juga bisa diambil manfaatnya untuk par calon penulis, tidak hanya yang menjadi ibu-ibu. Dan apa jawaban beliau?
1. Membuat membuat jadwal harian dari bangun tidur sampai tidur lagi.
2. Menulis saat anak-anak sekolah.
3. Membuat jadwal membaca dalam seminggu.
4. Tidak mau keluar rumah (yang mengganggu jadwal harian) tanpa rencana.
5. Keluar rumah seminggu 2 kali.
6. Jangan mudah menyerah.
Enam poin yang saya catat dari jawaban Mbak Shabrina itu sangat bagus sekali. Saya tertarik akan jawaban beliau ini. Membuat jadwal harian merupakan bentuk usaha agar konsisten dan disiplin. Menulis butuh kedisiplinan dan waktu khusus. Dalam hal ini, sebagai ibu rumah-tangga, beliau memilih waktu ketika anak sekolah. Kemudian adanya jadwal membaca, juga adalah sebuah kesatuan tidak terpisahkan. Menulis dan membaca adalah kesatuan. Penulis yang baik harus menjadi pembaca yang baik, ini menurut saya. Hal lain yang sering kali mengganggu adalah keluar rumah dan mengabaikan jadwal harian. Ini harus disiasati, jangan sampai keluar tanpa rencana. Dan beliau menyediakan 2 kali waktu dalam seminggu untuk acara keluar.
Sebuah tips sederhana yang sangat bagus jika bisa diterapkan. Semoga apa yang disampaikan Mbak Shabrina Ws ini bisa menginspirasi siapa saja. Kedisiplinan memang sangat diperlukan agar seorang penulis bisa konsisten berkarya dan produktif. Semoga bermanfaat.
#30DWC Day6
Get notifications from this blog
Nice reportase 👍
BalasHapus:))
HapusHi Mas Suden
BalasHapusTerimakasih, pertanyaanku udah dirangkum. Itu poin penting untuk penulis, terutama untuk seseemakan.
Saya emang baik mbak wid...
Hapusasyik, ada rangkumannya.. makasih lho! x-)
BalasHapusIya. Diasyikin aja...
Hapussuka point terakhir, jgn mudah menyerah hihihi
BalasHapusIya mbak. Jangan gampang nyerah.
HapusAsikk Bang SUDEN....
BalasHapusTerimakasih sudah dibuatkan
Rangkuman ^^
HapusUdah ah, nikmatin aja. (c)
Hapussalam kenal mba, terima kasih atas sharingnya. Menulis mmg butuh konsistensi dan menulis sepaket dg membaca ya
BalasHapus(h)
Hapus