√ Surau Sunyi - Halaman Rumah Syamsa

Surau Sunyi


Pulang rantau
kembali menjenguk kenangan di surau
tempat dulu salat-mengaji, sambil khusuk, pun bergurau
menjawab fatihah dengan amin sampai serak-parau

Menatap bangunanmu yang tak tersentuh renovasi
bahkan warna dinding yang serupa, sejak orde lama hingga reformasi
lantai tegel kasar dengan debu-debu surga menghiasi
dengan keretakan di setiap sisi

Siangmu sunyi berteman belai sang matahari
memantulkan silau pada kubah kecilmu yang sudah miring ke kiri
malammu semakin sunyi sesenyap iman di dalam diri
tidak ada lagi suara bocah mengeja a-ba-ta sambil bercanda berlari-lari

Sajadah usang menjadi imam
bermakmum karpet biru yang warnanya sudah benar-benar buram
menunggu kening-kening manusia yang tak legam
tak pernah berkunjung siang apalagi malam

Dan setiap saat aku pulang
menjengukmu yang bertetangga dengan ilalang
di dekat tanah pekuburan yang bangunan-bangunannya lebih gemilang
sepertinya ruhmu memang sudah benar hilang

Aku ingin di sini lagi menemanimu
mengebutkan sajadah dan karpet usang agar manusia tak enggan bertamu
seperti dulu saat para remaja bersila tak segan menuntut ilmu
tapi kini semua bagaikan bayangan semu

Apalah aku.

Get notifications from this blog

4 komentar

  1. surau yg selalu identik dgn sunyi dan dinding muram, knp ya..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya. Kan kalo yg semarak disebut dengan masjid.

      Hapus
  2. Keren...suka nih
    Bisa bayangin suraunya seperti apa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Wid, makasih sudah mampir nih... Mau minum apa?

      Hapus

Jangan lupa beri komentar, ya... Semoga jadi ajang silaturahim kita.