Happy Salma, Artis Manis Jago Nulis
Kali ini saya ajak ngomongin Happy Salma. Ngerumpi, ngegosip, atau apalah namanya. Yang penting bisa sedikit melecutkan semangat buat terus menulis. Kan sudah pada tahu, menulis itu adalah aktivitas untuk keabadian. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah, kata Pramoedya Ananta Toer.
Kenal Happy Salma, kan? Artis dianya mah. Lahir di Sukabumi, 4 Januari 1980, dia itu model, aktris sinetron dan film, presenter, pemain teater, dan... seorang penulis! Belum pernah dengar kabar tentang Happy Salma dan buku karyanya? Oke, kita obrolin di sini....
Debut perdana Happy Salma dalam dunia perbukuan adalah terbitnya kumpulan cerpen berjudul Pulang (2006). Kumcer setebal 120 halaman ini diterbitkan oleh Penerbit Koekoesan, Jakarta. Bagi Happy Salma, yang terpenting memang bukan naiknya grafik penjualan buku, melainkan grafik aktualisasi dirinya. Ia ingin mengekalkan dirinya lewat cerpen-cerpennya. "Selebritisasi tidak berusia lama, namun karya yang bermutu akan melampauinya," begitu katanya.
Karya perdana artis yang lahir dari pasangan H. Dachlan Suhendra (alm) dan Hj. Iis Rohaeni ini mendapat apresiasi di ajang khatulistiwa Literaty Award sebagai penulis muda berbakat. Keren, kan? Pada salah satu cerpennya, yang juga dijadikan judul buku, Salma meratapi alam kampung yang rusak oleh modernisasi lewat sang tokoh cerita yang mengeluh, "Kemana hamparan sawah, pohon karet yang tinggi langsing berjajar rapi, dan juga pohon-pohon rindang lainnya? Semua terbabat habis, kemana mereka?" (halaman 108).
Pemeran Surti dalam film Sang Penari adaptasi dari novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya besar Ahmad Tohari ini tidak berhenti pada buku pertama. Happy Salma melanjutkan kiprah menulisnya dengan menerbitkan buku kedua berjudul Telaga Fatamorgana (2008). Ini juga merupakan kumpulan cerita pendek berisi kisah-kisah keseharian yang melankolis, dramatik, dan tragik, dalam perspektif seorang selebritis.
Disusul karya ketiga pada 2010, sebuah novel dengan judul Hanya Salju dan Pisau Batu. Novel ini merupakan hasil kolaborasi dengan penulis novel Pidi Baiq. Bentuk kolaborasinya adalah Happy Salma menulis apa saja yang ingin ditulisnya dengan sabar, sedangkan Pidi Baiq hanya membalas dengan semaunya dengan kemampuannya menulis yang sudah tidak perlu diragukan lagi. Keseimbangan pun tercapai, berbagai metafor yang Happy Salma gunakan mampu di-counter oleh Pidi Baiq.
Happy Salma
Pada buku keempat ini, Happy Salma menampilkan foto-foto hasil kerajinan aksesoris perak yang sarat akan ragam hias nusantara yang dibuat oleh Suarti. Buku ini terangkum dalam 5 bab dan diterbitkan dalam versi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. "Semoga perjalanan mandiri hidup Suarti dapat menginspirasi banyak perempuan di Indonesia," pungkas Happy Salma.
Nah... keren, kan? Happy Salma sudah berkiprah di dunia kepenulisan dengan karya-karyanya. Marilah kita ikuti jejaknya dengan menjadi penulis yang berhasil menerbitkan buku. Seru, kan....
Referensi: wikipedia, detikcom, goodreads.
Foto: kapanlagi, detikcom
Get notifications from this blog
Seru nih motivasinya . Terimakasih Kaka
BalasHapusEh, sama2 Zeela. Yuk, terus bersemangat...! (h)
Hapus