√ Cerita Romantis di Jumat Gerimis - Halaman Rumah Syamsa

Cerita Romantis di Jumat Gerimis


Belajar memahamimu adalah belajar bagaimana aku tidak menyakiti hatimu.

"Yah, bagaimana menurutmu?" tanyamu untuk kesekian kali.

"Apa, Say?"

"Ayah kalau sudah melihat handphone lupa sama istri," protesmu.

Sejenak kualihkan dari menatapi layar Android. Menemukan matamu pada raut setengah kesal. Begitu kamu lucu bagiku. "Ada apa, Bunda cantik?"

"Dari tadi diajak ngobrol nggak nyambung. Belakangan ini, Ayah lebih sering mantengin handphone."

"Ada kelas online, Sayang. Lagi bedah tulisan teman."

"Ya sudah, lanjutkan saja."

Kamu keluar kamar. Aku biarkan. Kembali menekuni layar handphone. Menyimak peserta grup Kentang ODOP Batch 4 yang tengah mengkritisi tulisan nonfiksi Mbak Nazfa yang berjudul Alih Fungsi Lahan, Penyebab Utama Banjir Bandang Garut.

Aku memang lebih banyak sekedar, eh, sekadar menyimak saja. Tulisannya sudah oke punya, dengan sumber referensi yang serius, seserius penyajian yang dipaparkan Mbak Nazfa. Sukses selalu, Mbak.

Beberapa saat, kamu masuk kamar lagi. Tapi tidak hendak mengusik keasikanku lagi. "Marah, Say?" tanyaku.

"Halah, terusin saja. Tuh bunyi lagi," katamu saat terdengar notifikasi adanya komentar baru di grup. Kamu memilih membetulkan posisi tidur Humaira, anak kedua kita yang baru 10 bulan itu.

"Hehe. Iya, kelasnya sebentar lagi kelar kok," kataku tanpa ditanya.

Belajar memahamimu adalah belajar bagaimana aku tidak menyakiti hatimu.

Akhirnya closing statement. Bedah tulisan diakhiri. Dan tak sempat kubahas di sini.

Kutaruh handphone. Tepatnya, ku-charger. "Sudah. Nih, handphone tak taruh," kataku padamu.

"Baterai low, kan? Coba kalau enggak," rajukmu.

Aku tersenyum. Apalagi masih melihat wajah kesalmu yang belum hilang.

"Maaf ya, Say. Hobi Ayah nulis bikin Bunda jengkel."

Kamu tidak menanggapi. Lekas kusambung, "Kan Ayah nggak hobi nonton bola larut malam, nggak hobi keluar malam, nggak hobi..."

"Ya sudah, yang penting Ayah nggak neko-neko," potongmu lekas.

"Neko-neko apaan?" tanyaku sambil senyum-senyum. Jengkelmu sudah berkurang banyak lho. Aku tahu, kamu akan tetap mensyukuri apapun tentangku. Rajukmu pun bukan hal yang perlu kukhawatirkan. Hehehe.

"Ayah belum nulis setoran ODOP buat besok kan?" tanyamu.

"Belum dapat ide."

"Ya cari idenya, terus ditulis," katamu. Aku memaknainya sebagai saran yang bagus.

"Iya, iya. Ayah persiapkan dulu tulisan buat esok," sambutku.

Belajar memahamimu adalah belajar bagaimana aku tidak menyakiti hatimu.

Alhamdulillah, kelar. Ambil hikmahnya saja. Sementara gerimis di luar masih ritmis, menutup Jumat di hari ke-29 bulan September 2017 dengan romantis.

Get notifications from this blog

11 komentar

Jangan lupa beri komentar, ya... Semoga jadi ajang silaturahim kita.