Sayangku Padamu
puteriku sayang,
cukuplah, biar sementara ini kau mengadu pada bantal-guling di kamarmu
tentang ayah yang otoriter
atau ayah yang suka melarangmu ini-itu
: harapku, kelak kau mengerti mengapa ayah begini
iya, ayah memang keterlaluan
ayah hanya ketakutan
ketakutan yang bagi ayah sangatlah beralasan
meski di matamu tak seharusnya begini ayah lakukan
kau tahu, sayang
dunia ini fana
tapi ia membawa seribusatu jebakan melena
yang memuaskan hedonisme tapi berujung merana
: bukan sekedar ayah yang semena-mena
ayah hanya tahu,
memarahimu, melarangmu, mengharuskanmu begini-begitu
adalah bahasa cinta ayah dari dasar kalbu
yang dibalut kekhawatiran akanmu
ayah pernah muda,
darah pernah penuh gelegak bara,
ayah pernah muda,
otak labil dan gila hura-hura
ayah pernah muda,
yang tak pikir panjang apalagi menjangkau apa yang akan terjadi di masa tua
ayah pernah muda,
yang mungkin juga tak jarang tak sependapat dengan pantang-larang orangtua
itu biasa, sayang
adukan ayahmu pada bantal putih-bersih yang menampung tangismu
dekaplah guling setia di kamarmu jika itu kau anggap lebih memberimu nyaman dari sikap ayahmu sekarang
puaskan airmatamu
luapkan pada tuhanmu
sambil (mungkin) kau bertanya mengapa kau memiliki ayah sepertiku
dengan begitu kau akan berpikir
dengan begitu akal akan mengukir
agar duka terusir
ini aku, ayahmu,
yang hanya tahu melindungimu dengan caraku
: ayah takut,
duniamu lebih mengerikan dari apa yang ayah khawatirkan
kutunggu waktu
suatu saat nanti, akan tiba
kau memelukku
kau menangis di dekapku
dan kubisikkan padamu,
aku menyayangimu selalu
kedungkluwih, 05062011
Get notifications from this blog
;(( ;(( ;((
BalasHapusIni teh hari Ibu atau ayah..